Belajar di Pomosda, Antara Mencetak Pekerja atau Entrepreneur?
Pomosda merupakan salah satu
instansi pendidikan yang memiliki metode pembelajaran luar biasa. Sebagai salah
satu pondok yang memiliki beberapa jenjang pendidikan (SMP,SMA,STT), Pomosda
menerapkan sistem pembelajaran pengembangan diri. Sistem pengembangan diri di
sini yang dimaksud ialah, para santri diberi fasilitas penuh sesuai minat bakat
yang dimiliki. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari dan disebut ekstra vokasional skill, (Baca: VS). Ekstra VS di Pomosda terbilang sangat lengkap,
mulai dari pertanian, peternakan, tata boga, perbengkelan, hingga kesenian.
Lalu bagaimana proses para santri
mengetahui minat bakat yang dimiliki hingga mampu memilih bidang VS yang
sesuai? Tulisan kali ini akan sedikit mengupas tentang bagaimana proses
pembelajaran para santri Pomosda, apakah Pomosda merupakan instansi
pembelajaran yang mencetak para pekerja atau entrepreneur.
Petunjuk Bapak Kiai Tanjung,
pengasuh pondok Pomosda, dalam setiap kajian An-Nubuwah, proses pengembangan
diri adalah hal yang sangat vital. Hal ini sejalan dengan makna syukur yang
berarti terbuka, dibuka, membuka. Menjadi sangat wajib bagi para santri
khususnya, dan orang muslim pada umumnya agar memiliki jiwa entrepreneur. Islam
sama dengan entrepreneur sekali. Seseorang yang mengaku Islam, tentu harus
memiliki jiwa pegusaha yang baik, karena kunci orang disebut Islam adalah
bersyukur. Syukur menjadi landasan utama bagi para santri untuk mengembangkan
diri secara optimal, pintar mencari peluang, dan mandiri.
Petunjuk Bapak Pimpinan diatas yang
kemudian ditangkap oleh manajemen pondok. Manajemen pendidikan berupaya
mewujudkan konsep-konsep pembelajaran dari Bapak Kiai Tanjung. Sehingga
tercipta sebuah sistem pembelajaran pengembangan skill para santri seperti saat
ini. Lalu terbentuklah unit pelaksana
tekis (UPT) yang mendukung proses berjalannya pembelajaran di pondok, seperti UPT
Makarti, POKJA, BKT, ICT, JMN, KANTIN FATIMIYAH, Perpustakaan, dan beberpa UPT
kecil lainnya, yang mendukung proses pengembangan skill santri.
Menurut survey, saat ini Pomosda
merupakan salah satu pondok pesantren yang memiliki paling banyak produk-produk
UMKM. Seperti Coklat Japo, Pin Japo, Moringa, Susu sari kedelai Marasake, susu
sari kacang hijau marasake, Akar Tanjung, pupuk organic Manutta Atas, pupuk organic
Manutta Bawah, pestisida berteknologi asap cair (PACAR), benih-benihan sayuran,
berbagai jenis kerajinan tangan, Steak Numani, Bolu Japo, Madu Sari Tanjung,
Air sehat telaga Sulaiman, Sayur Sehat Taliati, dan masih banyak lagi
produk-produk hasta karya dan tata boga yang tak sempat saya tuliskan
satu-satu.
Selain sebagai pesantren yang
memiliki ratusan UMKM, Pomosda pun merupakan pesantren yang mandiri. Hal ini
dapat dilihat saat anda berjalan-jalan masuk ke pesantren ini, setiap lahan
yang ada, tak sejengkalpun kosong. Masyarakat pondok bergotong royong
memanfaatkan lahan-lahan sela dengan menanam tanaman sela sistem vertical. Atau
bisa disebut tanaman vertikultur. Media vertikultur seperti ini sangat akrab
dimata pengunjung atau para tamu, dengan berbagai jenis tanaman sayur, seperti
sawi, selada, bawang merah, kangkung dan lain-lain.
Tak cukup sampai di sini,
masyarakat pondok masih menambahkan beberapa tong yang diisi berbagai jenis
ikan lele, sidet, maupun nila. Tong-tong plastic yang di-design horizontal diletakkan di hampir setiap sudut ruangan,
asrama, Gor, kantor-kantor, belakang masjid, maupun keasramaan. Masyarakatnya
bertanggung jawab memelihara pada masing-masing bagian, atau disebut Blok.
Hal ini dilakukan sesuai petunjuk Bapak
Pimpinan, atau yang familiar disebut Bapak Kiai Tanjung. Bapak Kiai Tanjung
menekankan wujudnya kemandirian kepada para santri. Petunjuk beliau, kekuatan
bangsa ada pada kemandirian. Sedangkan inti islam adalah adab dan ahlak. Sudah
tentu sifat-sifat masyarakatnya harmonis, saling tolong menolong, saling
menghargai, saling mengingatkan, pembelajar yang baik, dan lain-lain.
Bapak Kiai Tanjung juga memberikan
petunjuk pada para santri, bahwa santri Pomosda merupakan kader bangsa, kader
nusantara bagkit, kader Indonesia sejahtera, dan kader Negara yang
tata-tit-tentrem-karto raharjo. Negara yang diidam-idamkan semua manusia, yang
selalu dalam ampunan Tuhan.
Para santri dituntut untuk mandiri
dengan pandai melihat peluang-peluang yang ada di sekelilingnya serta
memakmurkan bumi Tuhan.
Pin Japo |
Pin Japo |
Comments
Post a Comment