Mimpi Buruk Itu Benar-benar Datang

Mimpi Buruk Itu Benar-benar Datang

Setiap kali semangat hinggap, membuatku bekerja keras mengejar target, selalu muncul pula ke khawatiran; Jika dalam beberapa hari ke depan, target-target akan terbengkalai oleh semangat yang tiba-tiba menguap begitu saja.

Hari-hari ini mimpi buruk itu nyata. Tiba-tiba saja dan seperti biasanya, semangat menguap begitu saja seperti saat semangat tiba-tiba muncul dan membuat aksi-aksiku hampir gemilang, lalu pupus. Begitu seterusnya.

Aku tahu jika suatu saat, tentu perasaan malas yang membuat semangat loyo  muncul begitu saja. Menyergap keinginan, menggoyahkan rencana, hingga memporak-porandakan agenda yang telah kususun rapi.

Aku tahu, karena dalam perjalananku menapaki hari, ya itu-itu saja permasalahan-permasalahannya. Permasalahan yang hingga kini belum bisa kuatasi sendiri. Lalu, hanya memaksa, cukupkah  perjuangan kita?

Aku bosan harus memaksa saat mengejar target, karena saat-saat seperti ini, biasanya focus pun sulit terjadi. Karena “memaksa” pun butuh energi.

Kita belum berbicara mengenai pencapaian. Jika semangat saja harus memaksa, bagaimana pencapaian terwujud. Padahal, pencapaian merupakan produk penggabungan dari semangat, strategi, dan rajin.

Hari ini, sepertinya aku harus menerapkan strategi menjaga semangat tak pernah surut. Ibaratkan kehidupan sehari-hari, semangat merupakan energy yang diperlukan tubuh. Jika semangat dirasa kurang, cepat-cepat aku mengisi dengan meluangkan waktu membaca artikel-artikel positif, menulis diary, atau melakukan pekerjaan prioritas yang lain sebagai sumber protein. Yang penting tak membiarkan tubuh ini diam tak bergerak, apalagi hanya membayangkan sesuatu yang tidak-tidak. Menghayal.

Rumit bukan?

Tidak. Jika sudah terbiasa. Terbiasa bekerja keras, menggunakan pikiran menggarap pekerjaan-pekerjaan, sepertinya langkah yag bisa kutempuh.

Ini hanya asumsi sementara. Bisa jadi, aku menemukan metode yang lebih baik di esok hari. Namun biasanya metode menjaga semangat sudah dimiliki oleh masing-masing individu. Karena obat yang paling mujarab berada pada diri kita sendiri.

Seperti malam ini, aku tidak tahu sejak kapan semangat menulisku mulai menyala. Dan seperti biasanya pula, aku harus waspada jika sewaktu-waktu semangatku kembali menguap. Dan tentu menjadi sia-sia.

TULISANKU: Refleksi malam. Kebingungan. Diri yang penuh akal bulus, kepura-puraan, tidak komitmen, dan sederetan istilah lain, sepertinya pantas untuk kusandang.

Comments

Popular Posts