Pengalaman Yang ke Enam Belas Hari: Bagaimana Prosesku Menulis Setiap Hari
Juli ke 26- Pengalaman Yang ke Enam Belas Hari: Bagaimana
Prosesku Menulis Setiap Hari
Tak terasa dan tak menyangka
jika hampir dua puluh hari aku masih rajin memposting tulisan setiap hari.
Meski banyak diantara artiel-artikelku kurang memberi manfaat bagi pembaca, karena
proses penulisan ini kulakukan untuk melatih diri sendiri, supaya hasil
tulisanku cepat berkembang menjadi lebih
baik. (Aku selalu belajar menulis hal-hal yang memiliki kebermanfaatan
bagi pembaca).
Sejak tanggal sepuluh Juli
lalu aku mulai memposting tulisan dengan caption “one day one article”. Sebenarnya,
beberapa hari sebelumnya aku sudah rajin menulis hampir satu minggu. Kemudian
dari kegiatan menulis satu minggu itulah muncul inisiatifku memposting di blog
pribadi. Alasanya karena kupikir aku mampu melakukannya, minimal empat puluh
satu hari di awal. Mengacu pada petunjuk Bapak Kyai Tanjung, empat puluh satu
hari proses melahirkan jiwa baru.
Jika mengingat hal apa yang
melatarbelakanginya, kurasa banyak pengetahuan baru yang melatarbelakanngi
kegiatan ini. Diantaranya terinspirasi dari kegiatan teman-teman penulis di
group facebook komuntas penulis yang melakukan event “one day one article”
selama satu bulan Ramadan lalu. Ditambah lagi rekan penulis yang menyarankan
agar setiap hari menulis (agar tulisan berkembang).
Tak terasa, meski angka 41
masih butuh waktu separuh perjalanan, tentu kesabaran dan motifasi tidak boleh
menguap begitu saja. Sedangkan kegiatan pokok tetap berjalan normal, bahkan juga semakin berkembang.
Malam ini, belum ada separuh
perjalanan ku lalui. Entah apa yang melatar belakangi keinginan untuk
menorehkan sekedar kesan dan pengalaman indah menjalanai hari-hari dengan
sebuah komitmen yang dibangun. Pada kenyataannya semangat menulis belum pernah
menguap hingga saat ini. Dan jika saja tanda-tanda itu mulai kurasakan, aku
selalu membaca artikel “tips dan trik menjaga
pikiran agar selalu fresh setip hari”,
dari Ebook motifasi. Kamu ingin mengetahuinya?
Baiklah aku akan sedikit
merangkumnya untuk kamu. Tulisan Bung Yodhia Antariksa dalam Ebook Strategi
Manajemennya. Kemauan yang mudah menguap berhubungan dengan alam bawah sadar
kita, bagaimana cara kita menjaganya agar tetap stabil. Faktor-faktor yang
mempengaruhinya antara lain; 1. Kemacetan di jalan. Hal ini berpengaruh
terhadap psikologis yang mudah emosi, pikiran kacau, dan tentu kemauan/ tujuan
mudah menguap. 2. Tinggalkan berita-berita yang menguras emosi. Hal ini juga
aku lakukan, karena menurut hemat saya, pengaruh berita-berita negative semacam
ini akan mengganggu emosi seseorang, pikiran terganggu, lalu tujuan yang kita
terapkan menjadi terkatung-katung.
Dua hal diatas yang
menurutku sebenarnya memiliki acuan yang sama, yaitu bagaimana kita selalu
waspada dengan hal-hal negative yang mengganggu pikiran; Kemacetan, berita
pertikaian, gosip-gosip tak sedap, termasuk kabar miring dari sahabat kita yang
berpotensi mengganggu pikiran, haruslah kita jauhi. Pertanyaannya, masihkan kita suka membicarakan
orang lain dari pada kita sibuk menggenapi kekurangan-kekurangan kita ? Atau senang membahas gossip artis? Apalagi!
Metodeini kurasa bisa
diterapkan di semua profesi.
Separuh perjalanan bukanlah
apa-apa jika dibagikan. Karena itu ku kira cukup sampai di sini menorehkan
pengalamanku yang ke enam belas hari. Satu halaman ukuran kertas Legal, 500
kata, 3000 karakter kukira cukup menulis pada edisi tulisan kali ini. Selamat
menikmati.
26 Juli 2017
Ditulis untuk memenuhi
program kemandirian “one day one article”. Materi diambil dari Ebook Career
strategy dan Standar Gaji”. Penulis Yodhia Antariksa dalam blog Strategi
Manajemen.
Comments
Post a Comment