Mencari Puji-puji
Juli ke 23- Mencari
Puji-puji
Puji-puji ibaratkan
segelas air putih bagi seorang hamba sahaya yang tersesat di gurun
pasir. Puji-puji bisa menghilangkan dahaga. Begitu sulitnya mencari puji-puji,
sampai-sampai hanya orang-orang elit saja- selama ini- yang bisa menikmati
puji-puji.
Oh. Ya! Puji-puji
sebenarnya bukan barang mewah yang bisa dibeli dengan dolar, bukan pula pangkat
dan jabatan tinggi. Tapi puji-puji lebih dari itu, malah bisa merambah ke
seluruh bagian kehidupan; Entah itu sekedar mengemis, mengamen, sampai menjadi
presiden. Puji-puji selalu dikejar-kejar mulai dari kita mengenal rasa-rasa
sampai selalu terbayang-bayang ketika mati. Puji-puji yang dalam perkembangan
peradaban sering disebut pujian.
Kau Tahu? Dulu aku
selalu ingin mendapatkan kekayanaan pujian. Sampai-sampai saat ketika artis ibu
kota yang mati minggu lalu dan disiarkan media televise, begitu banyaknya
antusias orang-orang memuji-muji kebaikan artis itu, aku selalu berharap cepat
mati. Supaya aku dibanjiri pujian orang-orang yang mengenalku. Oh, pujian.
Begitu indahnya dirimu. Pujian dan mati. Ah, mungkin lebih tepatnya minta
dipuji hingga mati.
Tapi aku takut mati.
Barangkali aku tidak takut mati juga, tapi tidak dipuji. Tepatnya, aku takut
mati yang tidak dipuji-puji. Malah membuatku terperosok dalam jurang kerugian
yang sangat dalam. Matiku nahas, tragis, mati salah pati, tersesat, tidak
selamat.
“Ow. Em,m.apa juga
karena alasan itu anakmu kau kasih nama Puji?” Sartono, sejak tadi hanya duduk
meringkuk berselimut sarung, akhirnya buka suara.
“Ya bukan. Supaya anakku
punya sifat terpuji. Yang melakukan kebaikan tanpa ingin dipuji.”
“Ya bagus. Itu namanya
cita-cita terpuji.”
“Ah, Kang Sartono malah
jadi memuji saya begitu.” Kataku cepat menanggapi Sartono yang seingatku satu
kali ini memujiku.
Udara semakin dingin
dan malam semakin larut. Aku masih antusias bercerita tentang dongeng-dongeng
indah, terkadang sampai terbawa mimpi-mimpi. Dan untuk malam ini, Aku paksakan
Sartono mendengar dongeng itu dengan mata yang tertahan karena kantuk.
23-07-2017
Ditulis untuk
memenuhi program kemandirian "one day one article". Tulisan ini tidak
ada kelanjutannya. Hanya hasil dari pelatihan menulis.
Comments
Post a Comment