Manajemen Diri dan Seni Membaca Ayat-ayat Tuhan
![]() |
Free photo pixabi |
Setidaknya,
begitulah rumus kehidupan. Kesalahan
yang sudah terlanjur terjadi tak patut jika terulang kembali. Pepatah kuno
mengatakan “Jangan terpeleset pada lubang yang sama”.
Pepatah tersebut terlalu sarkasme, mencibir kita yang memang selalu mengulang kesalahan yang sama.
Namun begitulah manusia pada umumnya,
kesalahan yang sama selalu terulang. Juga gambaran bahwa manusia butuh belajar dan membaca.
Guru kami, bapak Kyai Tanjung selalu
menekankan kepada kami para santrinya, “latihlah gemar mebaca, membaca tak hanya buku, membaca tanda-tanda disekitar kita akan lebih efektif dalam
mengembangkan diri ”. Beliau juga menekankan kepada kami agar rajin menulis. Menulis yang bermanfaat berupa
efaluasi dari kegiatan kita sehari-hari.
Mencatatnya menjadi efaluasi. Efaluasi tersebut berguna mengembangkan potensi diri.
Pada akhirnya dibarengi dengan spiritual, kecerdasan akan memfungsikan manusia
lebih berhati-hati.
Pada satu kasus, manusia merupakan makhluk
yang lalim dan bodoh. Di sisi lain, manusia pun memiliki tingkat pembelajaran
yang tinggi, dua dimensi berbeda inilah
yang menjdi ciri dan perbedaan orang
yang bersosial dengan orang hutan.
Seringnya kita mengalami permasalahan,
tentang pekerjaan,misalnya. Kita cenderung mengulang-ulang kesalahan yang sama.
Saya ambil contoh : Pengusaha kripik singkong, tentu memiliki strategi khusus
bagaimana memproduksi tanpa terjadi delay pemesanan. Proses produksi barang atau keripik dalam perusahaan,
akan berjalan baik jika lima dasar
sistem produksi tidak mengalami error. Kelima dasar tersebut antara lain manusia,media, mesin, bahan baku, dan permodalan.
Jika salah satu komponen diatas mengalami error, baik manusianya,
mesinya, kekurangan bahan baku, bahkan keuangan, tentu akan mengganggu stabilitas produksi
kripik.
Namun di sini, yang paling
mempengaruhi stabilitas produksi adalah
unsur manusia (human error). Bagaimana manusia dalam sistem organisasi
produksi dapat menjadi elemen penting mengatasi error produksi. Dengan kata
lain, jika error terjadi pada manusia, secara otomatis akan berpengaruh pada
variabel lain. Manusia dalam sistem produksi ini, memiliki peranan sangat
vital . Error pada mesin, misalnya, akan segera mendapat evaluasi dari pegawai
perusahaan dan seterusnya.
Sedangkan kecenderungan mengulang
kesalahan tersebut dapat dilihat dari bagaimana pengelola mengatasi error
mesin,misalnya, hanya memperbaikinya saja. Tidak melakukan langkah strategis untuk
mencegah hal itu terulang kembali, seperti pengadaan mesin baru, pelatihan
teknisi, penjadwalan service berkala, dan lain-lain.
Sampai di sini, ternyata kita sampailah
pada pembahasan tentang hubungan problem sehari-hari dan kemampuan mengatasinya, kemauan membaca
dan belajar bertindak solutif. Karena untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
tentu kita tidak langsung mengambil satu langkah. Ada proses yang disebut step
by step.
Kita perlu membuka kembali catatan-catatan
dalam buku induk. Bagaimana permasalahnya, bagaimana tindakan penyelamatnya,
siapa yang seharusnya bergerak, dan sebagainya. Yang pada akhirnya kebiasaan
seperti ini akan mendorong dan memperudah kita mengidentifikasi lalu menyelesaikan masalah.
Praktik seperti ini tentu memerlukan penekanan kepada diri
kita sendiri untuk mau membaca ayat-ayat disekitar kita. Bagaimana kita tidak
terjerembab permasalahan yang monoton, selalu
rugi, tertumpuk hutang dan sebagainya.
Dari pada hal di atas, muncul pandangan
bahwa membaca adalah jendela dunia. Dalam
artian luas, membaca ayat-ayat Tuhan menjadi bagian terpenting akan munculnya kecerdasan
seseorang. Lebih konkrit bapak Kyai
Tanjung menggaris bawahi dengan bersandar,
atau semua yang kita lakukan di dasari dengan niat ibadah.
Praktik seperti ini bisa juga disebut
seni belajar, seni kehidupan, atau manusia seniman. Karena pada dasarnya
kehidupan adalah seni. Kesenian tersebut
terletak pada sebuah proses yang
kadangkala kita mengalami semacam problem dan ada tuntutan untuk menyelesaikannya.
Kemampuan literasi yang sangat bagus (menghubungkan antara seni, manajemen, bisnis, agama, dan pengalaman kehidupan sehari-hari). Sedikit orang yang bisa melakukannya.
ReplyDeleteDikemas menjadi tulisan yang mengalir seperti ini benar-benar mengasyikkan untuk "belajar".
Tapi, masih perlu memperbanyak diksi dan mencari penulisan diksi yang benar misal "evaluasi" atau "efaluasi"????
Mantap bro...
Terimakasih masukannya bung Farid, masih banyak belajar guna menambah tulisan yang lebih baik.
Delete