[Puisi] Terkenang Kematian
Cerita memang selalu begitu,
Di saat senja menyongsong malam, kelelawar bersiap terbang
Terdengar keramaian manusia mempersiapkan bekalnya di malam hari
Menyiapkan cahaya, mengisi kendi yang kosong, membersihkan ruang tamu
Saat sekilas kumelihat orang tua tergesa pulang membawa rumputnya
Kududuk di pendopo dengan cahaya lentera yang mengepulkan asapnya
Aku sudah menunggumu,
Meski aku tidak merasakanmu, ceritamu memerlukanku saat ini
Waktu itu, kamu pulang dengan rasa risau
Tidak ada aku, dan siapa pun
Mungkin juga tidak ada siapa-siapa di sana
Kamu sudah pulang Ayah
Sebutir doa, kupanjatkan di senja Kliwon nan muram
Mengisahkan perjalanan tanpa saksi yang tak pernah kautuliskan dalam tinta kalbuku
Di kemuraman dunia ini, aku menerawangmu yang sepoi-sepoi tertutup kerinduan
Tak usah menangis lagi,
Ayah
Pondok sufi
Comments
Post a Comment