Kerinduan kursi tua
Tak ada yang mengawasiku
Saat dunia resah itu menggebu,
Tak ada yang melihatiku
Saat tarianku mulai layu, mempertontonkan kebodohan yang tak pernah kuakui selama ini
Semua manusia bekerja
Menempatkat keutamaan pada diri mereka
Aku tetap menari, mengawasi keceriahan manusia-manusia di bumi
Saat semakin terasa irisan pisau ibu didapur menyayat pagar kalbu
Di sudut ruangan itu, kisahku berlalu
Hanya kursi tua penari, yang mengajarkanku tarian kedamaian
Tarian keabadian yang aku sendiri belum mengetahuinya
Sangat indah kurasa
Putaran demi putaran yang diajarkanya padaku, bak lantunan puisi nostalgia para raja
Membuatku menghela nafas penuh senyawa
Yang hanya aku tau bagaimana makna itu terurai
Apakah ini surga tanyaku
Kursi tua di sudut ruangan,
Tersenyam lugu denganku
Berkata, Cintailah Rajamu, jangan kembali padaku P
ondok sufi/15 An-Nida' 03 MHD
Saat dunia resah itu menggebu,
Tak ada yang melihatiku
Saat tarianku mulai layu, mempertontonkan kebodohan yang tak pernah kuakui selama ini
Semua manusia bekerja
Menempatkat keutamaan pada diri mereka
Aku tetap menari, mengawasi keceriahan manusia-manusia di bumi
Saat semakin terasa irisan pisau ibu didapur menyayat pagar kalbu
Di sudut ruangan itu, kisahku berlalu
Hanya kursi tua penari, yang mengajarkanku tarian kedamaian
Tarian keabadian yang aku sendiri belum mengetahuinya
Sangat indah kurasa
Putaran demi putaran yang diajarkanya padaku, bak lantunan puisi nostalgia para raja
Membuatku menghela nafas penuh senyawa
Yang hanya aku tau bagaimana makna itu terurai
Apakah ini surga tanyaku
Kursi tua di sudut ruangan,
Tersenyam lugu denganku
Berkata, Cintailah Rajamu, jangan kembali padaku P
ondok sufi/15 An-Nida' 03 MHD
Comments
Post a Comment