Tidak Perlu Menjadi Pintar Untuk Memecahkan Kebekuan Tim
Tim adalah media mengekspresikan kemampuan
mencapai suatu goal yang sudah kita tentukan.
Jika tim tidak terbuka, kemandekan
organisasi acap kali dipertaruhkan. Bagaimana menyikapi hal ini?
Hemat saya, tidak perlu menjadi pintar
untuk memecahkan kebekuan tim.
Sebelum lebih jauh membahasnya, saya kira
tidak ada salahnya anda meregangkan otot-otot sejenak supaya pikiran lebih
fresh. Saya menebak, saat ini anda sedag dalam keadaan full memory, maka tarik
napas anda dalam-dalam, tarik napas lagi, tarik napas sekali lagi. Jika sudah anda lakukan, saya beransumsi kini
anda semakin baik dibandik 30 detik yang lalu.
Tapi lebih baik anda langsung saja
lanjutkan membaca. Hehehe
Tim dalam makna sebenarnya, adalah
teman-teman disekitar kita, yang meski beda profesi, tapi memiliki visi yang
sama.
Suatu tim yang bisa dikatakan baik adalah
jika terdiri dari tiga orang, atau lima orang, atau tujuh orang, atau Sembilan
orang. Informasi ini saya dapatkan di salah satu buku manajemen.
Dalam tim, tentu sering terjadi
permasalahan, hal ini bisa terjadi apabila dalam satu tim terjadi masalah
ketidak terbukaan, tidak mau memahami yang lain, tidak mau belajar, tidak ada
keiginan untuk maju, dan lain sebagainya. Hal-hal yang sangat krusial tersebut
benar-benar dapat menjadikan kehidupan tim tidak harmonis.
Apa yang perlu kita lakukan?
Jujur saja, saya kurang pintar membuat tim
yang ada di lingkungan saya kondusif. Saya masih tahap pembelajar yang selalu
mencoba melakukan yang terbaik di lingkungan saya. Siapapun saya, entah tidak
memiliki derajat mulia sekalipun, saya selalu berkomitmen menjadi bagian dari
tim.
Mungkin ini juga yang hendak saya delever
kepada pembaca tentang pentingnya menjadi ragi dalam lingkungan, meski itu hanya
mendengar, menjadilah pendengar yang baik.
Beberapa hari ini saya
mencoba lebih mengerti bagaimana menjadi bagian dalam tim, dan setelah saya
amati dari pengamatan ke dalam, sikap sok bijak akan menimbulkan kejengahan
kawan. Ada waktunya kita benar-benar menyampaikan apa
yang disebut bijak.
Teori mudahnya begini, kata bijak adalah
produk uggulan yang sangat berkualitas, namun jika konsumen tidak
membutuhkannya, bisa laku atau tidak produk kita tersebut?
Oleh kareanya, modal utama bagi
masing-masing tim adalah menjadi pendengar yang baik. Saya mencob menerapkan
strategi ini untuk menciptakan lingkunga kondusif. Dalam kajian Bapak Kiai
Tanjug, saya menangkapnya sebagai Ragi
Masyarakat.
Pelajaran luar biasa saat kita menangkap
perintah menjadi pendengar yang baik, bukan sekedar mengangguk-ngangguk di
depan orang lain, merunnduk-ruduk, atau diam tak merespon kejanggalan, tak
peduli permasalahan dengan hanya diam. Dan kita masih sering terjebak pada
keadaan seperti ini. Saya yakin sekali karena saya sering mengalami hal-hal
semacam ini.
Tentu kita harus menjadi bodoh. Mendengar
dengan seksama, mencermati apa yang disampaikan orang lain, menelaahnya dengan
baik, mencoba merasakan perasaannya, sebelum kita benar-benar menarik benang
merah permasalahnnaya.
Dan saya katakana sekali lagi, ini sangat sangat sulit dipraktekan.
Belajarlah
menjadi orang bodoh, maka kamu akan tahu hikmah menjadi teman yang dicintai
lingkungan.
Sekian dulu tulisanku. Baca juga tulisanku Terkadang, Umur Tua Bukan Jaminan Kedewasaan
Semoga bermanfaat.
Setuju banget dengan tulisan Anda di atas... 😁 Mampir juga ke blog saya kakak... Http://www.arifasatar.com
ReplyDeleteAnapoker Menyambut Ramadhan dengan bonus Chips SAHUR, Khusus deposit Untuk OVO, DANA, Gopay, LinkAJA, & BTPN Jenis
ReplyDeleteDaftar Sekarang juga, GRATIS tanpa Biaya Apapun, Bukan yang lain Hanya di Situs Terpercaya Anapoker
Contact Anapoker Untuk Info*
Whatsapp : 0852 2255 5128
Line ID : agenS1288
Telegram : agenS128
Kunjungi Situs Games Online Uang Asli Terpercaya Lainnya :
link alternatif sbobet
sbobet alternatif
login sbobet
link sbobet
sabung ayam online
adu ayam
casino online
sabung ayam bangkok
ayam laga birma
poker deposit pulsa
deposit pulsa poker
deposit pulsa
deposit pulsa
deposit pulsa