Membangun Tim dengan Metode Kuadrant


Tiada hari tanpa pembelajaran. Maka sebaiknya aku olah lagi materi perjalanan hidupku hari ini, tetang rencana yang gagal, tim yang lesu, dan ego.

Hari ini salah satu dari sekian hari yang kusiapkan bertemu dengan teman-teman menyelesaikan projek demi projek. Sayang, ketika hari H, kekompakan acap kali menjadi momok bagi tim. Banyak teman-teman yang sedang pergi berlibur atau fokus pada kesibukan masing-masing.

Terkadang ini pula yang membuatku harus bekerja ekstra, meminimalisir kegagalan dalam melangkah. Setiap saat, TIM harus solid.

“Apapun profesi anda, jika sudah memiliki komitmen dalam tim, tiada alasan yang dapat menghentikannya.”

Begitulah yang kutanamkan dalam diri. Selanjutnya, pekerjaan terberat adalah bagaimana aku bisa mentransfer knowledge pada teman-teman.

Atau setidaknya, aku harus bisa menciptakan suasana kondusif. Tentu, jika tim kami tidak solid, akulah orang pertama yang patut disalahkan.

Kita beranggapan hidup dengan ide sendiri adalah pilihan terbaik. Masalahnya, kemampuan kita terbatas. Jika bisa melakukan segalnya, mampukah segalanya maksimal?

Pelajaran berharga bagi saya terkait tim adalah bagaimana kita mempercayakan seluruhnya untuk tim.  Bagaimana dengan anda?

PELAJARAN CASHFLOW KUADRANT

Beberapa hari ini aku sedang menghatamkan buku keuangan cashflow kuadrant. Menarik apabila kita memperlajari materi tentang melek keuangan. Tentu banyak kesalahan yang kemudian ketahui lalu segera memperbaikinya.

Cashflow kuadrant erat kaitanya dengan mindset di sisi kiri dan kanan. Mudahnya, orang yang berada di sisi kanan cenderung memiliki resiko rendah disbanding dengan orang-orang yang berada di sisi kiri.

Anda bisa membaca artikel ini di sini.

 Beda dengan keuagan, organisasi akan lebih mudah dijalankan apabila kita mengerti tentang  pelajaran cashflow kuadrant.

Contohnya, jika kita ingin mempelajari tentang organisasi bisnis, buku-buku yang kita baca sebaiknya dari orang-orang yang benar-benar memiliki perusahaan besar. Atau orang yang berada di sisi kanan.

Jika kita mempelajari materinya dari orang-orang yang berada di sisi kiri, mana mungkin anda mencapai apa yang anda impikan?

Kurang jelas? Mari kita kasih contoh lagi!

Seseorang yang mahir menjual belum tentu dikatakan pebisnis sejati. Banyak orang mahir jualan online dan menghasilkan ratusan juta hanya dari marketplace. Pertanyaannya, punya tim kah dia?
Beda orang pebisnis, beda pula orang jualan. Pebisnis akan memprioritaskna asset, sedang jualan hanya terpaku pada revenue.

Orang yang pandai jualan sekaligus penulis akan menerbitkan buku terkait jualan. Pebisnis sejati akan menerbitkan buku bagaimana membangun tim, networking, prodak knowledge, sekaligus ilmu jualan. Sampai di sini sudah gamblang?

Nah. Sekarang tergantung bagaimana dengan anda. Menentukan projek lima tahun ke depan dan mengerti dimana anda sekarang berada akan mempermudah pembelajaran anda.

Sekian. Semoga tulisan singkat ini bermanfaat. Kujungi juga tuisanku yang lain.

Comments

Popular Posts