Pandangan Saya Tentang Kopdar Satria Japo


Pemuda selalu mengalami depresi akut jika dihadapkan pada fakta bahwa dirinya belum mendapatkan kelayakan dan kemapanan finansial.

Berangkat dari permasalahan itu (salah satu faktor penganggu), dan keinginan berinvestasi pengetahuan, partner, serta  berkebutuhan diberdayakan, saya mendaftarkan diri pada acara Kopdar Satria Japo Nusantara. Sebuah acara yang diselenggarakan oleh tim Japo untuk megoptimalkan segenap sumber daya.

Sebuah acara yang tentunya tak patut saya sia-siakan begitu saja.

Pagi ini minggu pagi, sedikit menggeliat saat mata terbangun dan mengerjap-ngerjap. Bukan karena malas, semalaman saya bersama tim baru sedang membuat backlog acara komunitas kami. Sedang hari ini merupakan pelaksanaan Roadshow Satria Japo.

Pukul delapan pagi saya sudah ready. Kemeja dan celana sudah saya setrika secara mandiri, maklum, status di facebook “sendiri”. xixixi

Duduk diantara ratusan peserta kopdar terasa menggembirakan sekali, terlebih narasumber yang luar biasa, salah satunnya, beliau merupakan tokoh nasional yang mampu menata barisan komunitas yang memiliki kratifitas tanpa batas.

Apa saja yang saya dapatkan dari pertemuan ini? Pengalaman maknyus akan saya sajikan untuk anda pagi ini.

Banyak materi tak terduga yang saya dapatkan dari para pemateri. Bapak Kiai Tanjung, dalam kesempatanya mengisi, memberikan pandangan berbisnis yang cetar membahana. Konsep berbisnis secara kesatria. Bagaimana mental yang harus dibangun bagi para kesatria?

Paradigma Satria merupakan mental juara. Tiga hal wajib yang perlu digandeng dalam karakter Satria antara lain; Satria sebagai pemanah (konsentrasi), Satria sebagai garda depan, dan Satria yang mengetahui haq dan sah (bermakna pula membedah).

Model berbisnis dan berjiwa entrepreneur harus mampu menggabungkan tiga kategori tersebut. Waw. Permulaan yang maknyus sekali.  Lebih lanjut, beliau menekankan begini: Islam itu entrepreneur sekali. Hemat saya, tentu membutuhkan kesiapan mental yang mendalam, cara instan bukan menjadi pilihan, tiga unsur perlu selaras jika komunitas ingin grow up.

Dalam sajian bernas mengulas tuntas bagaimana model bisnis yang tepat, saya baru mengenal istilah An-Nubuwah  Bussines Model (ABM). Sebuah model baru yang dikembangkan oleh Ir. Dudi Krisnadi dalam sambutannya mengisi acara.

ABM ini merupakan pengembangan model bisnis  Bapak Kiai Tanjung sebagai tokoh Nasional dan Owner Japo Brand.

Ir. Dusi Krisnadi, yang merupakan aplikator ABM, meracik sistem bisnis baru yang ampuh, menggabungkan dimensi dua dunia, berbisnis untuk akherat. Sebuah system pemberdayaan dan pandai mencari peluang. Niat berbisnis hanya semata-mata menolong orang. Ini pula yang kemudian ditunjukkan kepada kami, sebuah rahasia jitu menggandeng pelanggan menjadi partner abadi.

Lebih padat saya hendak mengemasnya begini: Jangan tawarkan produk pada pembeli, tapi tawarkanlah solusi.

Saya sungguh tertegun  mendengarkan materi-materi super ampuh membangun mindset wirausaha. 

Memahami bahwa entrepreneur merupakan peggabungan dari pikiran, diteruskan melalui tindakan, lalu memahami kondisi, merupakan metode aplikatif yang perlu dilatih terus menerus.

Kuncinnya, pikiran melihat permasalahan dan solusi, lalu tindakan melakukan penyelesaian masalah dan akan melihat problem solvernya.

Jika anda gunakan sumber daya anda menciptakan produk dan jasa yang solutif bagi banyak orang, maka anda tidak perlu menyisihkan anggaran untuk pemasaran, karena memang sama sekali tidak perlu memasarkan. (A. Dudi Krisnadi)


Satu poin yang saya ingat dari materi Bapak Dudi ini ialah tiada lain untuk menolong orang.

Dari sini, semoga teman-teman sudah memiliki gambarannya. Termasuk saya yang harus super ekstra mengaplikasikan materi ini ke kehidupan sehari-hari.

Materi yang terakhir saya peroleh dari narasumber muda dan energik, CEO Japo Chocolate yang sudah malang melintang di dunia bisnis meski umurnya yang terbilang masih sangat muda, Mas Arif Asatar.

Salah satu materi yang saya ingat menganai berbisnis adalah targeting. Targeting tidak bisa dinomor duakan. Sebab tanpa target, jualan akan mengalami kekalahan, jika kita bermain iklan, pengeluaran bisa boncos, pendapatan stuck, data pelaggan tidak punya. Sungguh memprihatinkan.

Saya sendiri sudah sering mengalami keboncosan saat bermain iklan, baik itu FB ADS, sistem iklan di market place, dan lain-lain.

Satu hal yang saya dapat dari pengalaman pahit ini adalah DATA. Data menjadi sangat vital saat kita hendak mengeksekusi keputusan. Jika tidak memiliki data konnsumen, tentu iklan akan ngawur, tak mungkin bisa shoot on target. Uang akan terbakar sia-sia. Sungguh kegetiran eksekusi tanpa pertimbangan data.

Pertemuan denga satria Japo hari ini benar-benar mem-break down mindset  of the book saya. Bernalar di luar kebiasaan benar-benar perlu dilatih setiap saat. Dengan bertemu dengan orang-orang super luar biasa, misteri kekacauan otak sedikit demi sedikit tercerahkan.

Inilah investasi. Transfer ilmu dan semangat berjuang dari orang-orang yang sudah melanglang buana mengaplikasikan ABM.

Semoga kedepan, Satria japo akan kembali berkumpul dengan segudang ilmu yang siap ditransfer secara Cuma-Cuma.


 Baca juga tulisan saya FOKUS PADA KELEBIHAN BUKAN KEKURANGAN

Semoga bermanfaat.

Comments

Popular Posts