Puisi Dunia Transparan
Puisi Dunia
Transparan
Oleh : Amin Maulani
Kudaki gunung setinggi-tingginya
Kuseberangi lautan hingga tak nampak
Bukit yang terjal pun tahu
Dunia memang penuh sembilu
Malam ini, kakiku menginjaki puncak penuh peluh
Dinginnya angin menyergap kalbu
Mata hati pun tahu, aku salah arah
Lalu, kemana hendak kutuju?
Jika perjuangan saja tak tahu
Derap kaki kehidupan nan berliku
Kau tahu, seharusnya saat ini kita bisa bersantai menghadapi
kopimu
Lalu mengapa wajahmu menghitam?
Adakah kekeliruan selama ini
Kau sangka air, namun hanya gelas
Kau sangka getir, namun dunia adalah pilihan
Maka sahabatku
Malam ini mataku tak terpejam
Bagaimana aku bisa memejamkannya, jika toh aku melihat, tak
ada beda, antara kau dan aku
Atau aku yang tak tahu, jika yang kau inginkan hanya kopiku
20 Agustus 2017
Ditulis untuk memenuhi program kemandirian menulis "one day one article".
Comments
Post a Comment