41 Hari yang Tak Terasa

Agustus ke 21,- 41 Hari yang Tak Terasa

Ini sudah sore yang ke empat puluh satu, saat kupaksa otakku selalu berfikir mencari ide-ide menulis. Setiap sore, malam, terkadang pun pagi, ide-ide alur cerita, pesan moral, maupun perbaikan diri sendiri selalu kutorehkan, supaya aku punya tulisan.

Aku tahu, di depanku jalanan panjang nan terjal masih melintang. Setiap waktu tentu harus selalu membuat tulisan yang bermanfaat. Berbagi dengan orang-orang yang bisa kujangkau ke penjuru dunia, atau sekedar menyimpan memori kegiatanku sehari-hari. Hingga pada masanya, aku benar-benar layak punya buku yang siap diterbitkan.

Empat puluh satu hari adalah waktu yang singkat, sesingkat ocehan camar di pagi hari. Tak terasa, waktu memakan usia, jika kubiarkan mengalir begitu saja, tentu perkembanganku menjadi  lambat.

Apa yang ku kejar selama ini? Pertanyaan itu selalu menggangguku ketika semangat menulisku terpompa. Pertanyaan itu pula, sering menjadi dementor pada diriku sendiri. Takut salah, takut tidak berhasil, atau malah takut tidak punya apa-apa, yang selama ini terus menghantui. Tak jarang pula, aku menjadi malas disebabkan pemikiran-pemikiran semacam ini.

Namun untuk hari ini, kejelasan tujuan adalah menjadi diri sendiri. Ikut berjuang . Ikut Bapak Kiai Tanjung.

Aku sadar, tak mungkin kita bisa menjadi pejuang tanpa adanya rintangan. Waktu, tenaga, pikiran, sehemat mungkin untuk bisa kita gunakan dalam menggapai impian.

Maka, bagi pembaca blog yang budiman. Tak ada jalan lain bagi kita, kecuali terus berperang melawan diri kita sendiri. Memerangi kemalasan yang terus menyerang, tidak adanya kepedulian, atau enggan  memaksimalkan kemampuan.

Penyakit yang banyak diderita oleh bangsa kita adalah alakadarnya. Maksut ku, Indonesia jarang sekali tenaga professional. Yang ada, tenaga serabutan. Hal ini kurasakan pada diriku sendiri, dimana aku hanya bisa di semua bidang, namun satu pun taka da yang paham(professional).


Empat puluh satu hari menulis, membuatku tersadar akan hal demikian. Diam saja, atau ikut berperang. Menulis saja, atau terus belajar.

21 Agustus 2017
Ditulis untuk memenuhi program kemandirian "one day one article".

Comments

Popular Posts