DUAPULUH HARI MENUNGGU DENGAN HATI SEDIKIT WAS-WAS, KINI KAU TUMBUH MENGHIJAU DI TEPI KERAMBAH IKAN

Muklisin, "menabur benih kebaikan pasti akan memanen kebaikan". Pedulilah pada lingkungan sekitar kita. Lihatlah rumahmu, pelataranmu, terasmu, samping rumahmu, manfaatkan dia, tanami dengan sayur-sayuran.

MADA WEB-Pertengahan januari lalu, kami diajak menyambangi salah satu rumah rekan kami. Area rumahnya berada di daerah kota angin Nganjuk. Berbekal penasaran dengan tanaman sela yang diceritakannya, akhirnya kami berkunjung ke rumah Amam Baharudin dengan agenda  bhakti sosial masyarakat.
Minggu pagi, suasana yang terasa sejuk. Dedaunan terlihat menari-nari, serasa mengajak ku senam pinguin di pagi hari. Membangkitkan semangat menggelora, saat ku melirik note diary, hari ini bhakti sosial di pedalaman kabupaten Nganjuk.
Tak menunggu perintah berkemas, semua peralatan yang kupunya selesai ku siapkan.Sebotol air putih, dan sebungkus roti terbungkus rapi di bagasi motor. Bersama Muklisin dan Deva, teman kuliahku, kami meluncur menuju pemukiman yang telah dijanjikan. 
Sekitar tigapuluh menit melewati desa-desa di kabupaten Nganjuk, memutari pasar Warujayeng, membelah desa jetis, di ujung barat desa itu, kami mengarah ke selatan. Motor kami berhenti di gapura desa bertuliskan "Gemenggeng".
Tak ada hasrat lain selain menanam, ujar Muklisin saat mengaduk media tanah di paralon..

 " Ini yang disebut tanaman sela, memanfaatkan lahan yang tidak terpakai. " Ujar amam sembari mengernyit saat cangkulnya tertahan rotan turi. Lalu dia berkelakar, " Masalah sepele saja resahnya sampai berjamaah, solusi cabai mahal ya menanam".
Singkat cerita, hari itu kami berbahagia. Menanam sayuran, memperbaiki media tanam, memanen, serta memperbaiki pengairan kolam ikan.
Waktu merangkak terlalu cepat, secepat bayi cicak yang baru menetas , hingga tak kusadari duapuluh hari telah berlalu. Februari pun datang, bersama dengan kejutan dan hal istimewa . Saat pagi tadi Amam mengirim lewat telegram. Pesan singkatnya tertulis " Gemenggeng, Pace by us".
Bersamaan dengan lampiran beberapa photo terpampang di bawahnya. Istimewa, terlihat media yang dulu gundul saat Muklisin menanami selada, kini hijau ranum menggoda manusia memetiknya.
Bandingkan gambar dibawah ini dengan gambar diatas!
Selada keriting, take by Amam



Aku tertegun sesaat memandangi photo itu, bibirku kaku, lidahku kelu. Terkesima dengan tanaman yang ranum, seolah mengisyaratkanku akan pentingnya peduli kepada diri sendiri. Seolah tanaman itu berkata : " Pedulilah dengan apa yang Tuhan turunkan di muka bumi, sesungguhnya semua yang terjadi adalah ayat-ayatnya. Belajarlah dari apapun yang ada disekitarmu, meningkatlah. berlombalah melakukan kebajikan".

Comments

Popular Posts