BARISAN KEBERSAMAAN (UKHUWAH)

      Kapan lagi bisa berbagi pengetahuan untuk mewujudkan pengetahuan kebhinekaan jikalau tidak saat ini. Saat ini dan seterusnya mengembangkan diri, potensi dan bermusyawarah sebagai wujud demokrasi.
Indonesia yang saat ini mengalami bonus demografi, yaitu jumlah penduduk produktif (17-50Th) mencapai 60 persen. Akan mengalami dua kemungkinan terbesar dalam waktu satu atau dua dekade mendatang. Jika  usia produktif itu bisa dimanfaatkan dengan sebaiknya, sudah tentu kebanggaan Indonesia menjadi negara berkemajuan akan menjadi kasunyatan. Dialektika wacana pertumbuhan bonus demografi seyogyanya tidak bisa dianggap bak data surfey elektabilitas belaka, namun perlu penyikapan dari masing-masing individu untuk mewujudkan negara mandiri secara bersama-sama.
Secara idealis namun berjalan dalam koridor kebersamaan. Maksutnya adalah, idialisme seseorang yang berjuangnya tak ada kepentingan pribadi dan kelompok ataupun golongan, namun mereka dalam sebuah komunitas yang memiliki visi-misi untuk kesejahteraan manusia. Prilaku tersebut bisa juga disebut barisan kebersamaan dan kekeluargaan (ukhuwah).
Oleh karena itu, perlu penanaman pemahaman yang serasi dari masing-masing individu, mengetahui paradigma perubahan dan berkemajuan . Pengetahuan kebhinekaan serasa wajib dari masing-masing individu, agar kebersamaan itu sendiri yang akan mengawal bangsa. Jika sudah demikian, istilah radikalis, teroris, penistaan agama, dengan sendirinya luntur oleh bangunan ukhuwah.
Sementara itu, kita boleh memasang wajah pesimis dengan polemik "goro-goro" seperti saat ini. Tidak adanya bangunan kebersamaan, terbagi dalam golongan-golongan, peperangan, saling klaim kebenaran, teriakan-teriakan keadilan yang semakin kering keronta, yang jika mau mengambil intisarinya, teriakan mereka adalah kehausan terhadap kebersamaan dan gotong royong.
Di tengah-tengah kerancauan sistem seperti saat ini, penafsiran-penafsiran keadilan dan kebenaran yang ambigu, orientasi kebahagiaan yang keliru, diperlukan sebuah tatanan yang bernuansa ke-ilahiaan. Tatanan tersebut disebut uswah. Sebuah tatanan yang memperbaiki pola sistem materialis menjadi kekeluargaan, tatanan yang menuntun pada ketentraman, bukan kesenangan-kesenangan semata. Dan tatanan yang menegakkan keadilan tuhan, bukan keadilan untuk memenuhi sahwat dan ego manusia.
Pada akhirnya, untuk mewujudkan bangsa yang berkemajuan tidak bisa tidak apabila barisan kebersamaan belum di realisasikan. Kebersamaan tidak harus bergerombol, malah akan menimbulkan pergunjingan, mengolok, membangun kekuatan. Kebersamaan ukhuah, menegakkan Ad-din. Ad-dinul kholis, Ad-dinul khaq.

Kamus:
Ad-din    : Prilaku manusia
Agama     : Tidak rusak
Al-kitab   : Al-kitab
Al-qur'an : Al-qur'an
Al-dzikir  : Ingat kepada Tuhan


Pondok sufi, 23/12/04 MHD

Comments

Popular Posts