10 puisi sufi terbaik 2017
Oleh : A M
Saat hati terkuasai nafsu
Bergelut dengan keinginan-keinginan ragawi
Raga pun merasakan kekalahannya
Hingga terjerumus, bergeraknya seperti binatang
Saat otak tak sanggup berfikir
Terpenuhi angan fatamorgana
Lunglai, pemikiran yang tak sehat, terombang-ambing bak sepotong daun yang terjatuh di sungai
Hanya kesenangan-kesenangan, membuat ia terjatuh di dalam kubangan hina
Mataku mulai mengatup
Sesekali terpejam, merasakan hawa dingin yang menusuk-nusuk kalbu
Di pertengahan malam, sunyi nan muram membekukan hati
Hasrat gerilya dan hijrah yang memudar
Terbawa hembusan angin , mencekam
Kalah
Muncul begitu saja dalam kamus gerilya
Memalukan
Menjegal kiprah sang pejuang
2. HAMBAMU YA RABB
Oleh : A M
Dunia yang sembab
Hari yang muram bagi para pemujanya
Aneh, namun demikian adanya
Dunia akan melaknati pencitanya, menjadi mimpi buruk para pemburunya
Tertutur sabda suci dari sang hyang empu
"Mereka mengira iman tanpa ikatan persaksian sehingga mereka berkata : Kami telah beriman. Katakanlah, kami telah tunduk (Islam), karena iman itu belum tunduk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rosulnya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu, Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang".
Hati hamba yang rentan
Hanya mampu bermunajah kepadamu, sang pemilik lahir batinku
Siapalah yang tak mau, diselamatkan hidupnya
Siapalah yang tak sudi, di tarik dalam fadhalnya, Ridhonya, maghfiroh dan ampunannya
2. HAMBAMU YA RABB
Oleh : A M
Dunia yang sembab
Hari yang muram bagi para pemujanya
Aneh, namun demikian adanya
Dunia akan melaknati pencitanya, menjadi mimpi buruk para pemburunya
Tertutur sabda suci dari sang hyang empu
"Mereka mengira iman tanpa ikatan persaksian sehingga mereka berkata : Kami telah beriman. Katakanlah, kami telah tunduk (Islam), karena iman itu belum tunduk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rosulnya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu, Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi maha penyayang".
Hati hamba yang rentan
Hanya mampu bermunajah kepadamu, sang pemilik lahir batinku
Siapalah yang tak mau, diselamatkan hidupnya
Siapalah yang tak sudi, di tarik dalam fadhalnya, Ridhonya, maghfiroh dan ampunannya
Oleh : A M
Sebatang pohon yang hendak berbuah
Menghitung hari demi hari
Merekah nan rindang
Selalu kutunggu buahmu
Menyirami dengan air sumber
Saat hujan tak lagi turun
Misi ini, untuk buahmu yang lebat
Apapun rintangan-nya
Mengharap nutrisimu
Sebagai sumber kehidupan ku
Juga sebagai sumber gagasan
Setiap hari
Harus di panen
Sebatang pohon kehidupan ini
Hingga tak terhitung buahnya
Bak torehan tinta yang terus memenuhi kertas
Memenuhi, namun tak mengotori
Pohon kehidupan nan rinang
Berbuah lebat, membawa berkah
Pada setiap insan yang bernafas
Oleh : Amin Maulani
Sejauh mataku memandang
Porak poranda tatanan
Gedung nan tinggi, penuh dengan mayat
Lautan memerah, tumpah peperangan
Rumah-rumah tak berpenghuni
Di isi makhluk-makhluk jahat
Tak henti
Keadaan genting saat ini
Perseteruan bertambah
Menambah kemerahan di lautan
Di ujung jalan nan runyam
Tak tahu lawan dan kawan
Enggan, rasa hati ini
Menunggu esok hari
Mata tak jua terpejam
Pujangga, jalanmu masih panjang
Singsingkan lengan, kencangkan ikat pinggang
Kerikil berduri, serta turunan tajam
Tak ada esok, mulailah sekarang
Kau yang berada di medang perang
Oleh : A M
Jalanmu gemuruh
Meluapkan api emosi
Sedang berkelana hati
Menyisir kesendirian nan sunyi
Saat sinar sang saka menyeruak
Menerangi dunia
Burung-burung kenari bernyanyi
Meninggalkan gelap dengan bintang gemintangnya
Melupakan lelap tidur yang terpekur
Sambut hari dan hangatnya mentari
Sambut secercah cahaya di hati
Yang padananya membuka jati diri
Berkarya
Mengukir bekas kesungguhan
Untuk anak cucu nanti
Meluapkan api emosi
Sedang berkelana hati
Menyisir kesendirian nan sunyi
Saat sinar sang saka menyeruak
Menerangi dunia
Burung-burung kenari bernyanyi
Meninggalkan gelap dengan bintang gemintangnya
Melupakan lelap tidur yang terpekur
Sambut hari dan hangatnya mentari
Sambut secercah cahaya di hati
Yang padananya membuka jati diri
Berkarya
Mengukir bekas kesungguhan
Untuk anak cucu nanti
Oleh : AM
Bolehkan mencintai sesuatu
Asal ia tak mengikat
Kontemplasi
Yang jarang dimulai sejak dini
Sedang yang indah, masih banyak disini
Untuk kau miliki
Nistanya diriku jika menghakimi
Tapi bukankah rasional masih berlaku
Jika menjauhkan dari rasa syukur
Maka, tinggalkan saja
Toh kata mereka, buruk hanya di luarnya
Hati tak sama dari kasat mata
Hai kamu kemari hanya bertanya padaku
Lalu kujawab apa
Jika jiwa yang rindu bertemu
Ia kan berjalan dengan nyanyian itu
Lagu rindu
Penyejuk kalbu
Oleh : Amin Maulani
Samar kumelihat
Meski kurang meyakini
Gerangan ujung cahaya itu
Memandangnya bak kilau surga menjanji,
Sersinar,
Ingin lekas ku mengejar
Serasa itu cahaya
Ku mengejar cahaya
Dengan raga
Hati riang
Bahkan kurelakan yang kumiliki mengejarmu
Lentera ku esok
Yang sekarang samar ku lihat
Hilangkan risau
Kesah, kelana nan muram di angan
Cahaya ku
Di kalbu
Sepoi alunan keindahan suara syair cinta
Raut bahagia, datang padaku
Sejuta keilmuan, kau bawa di setiap kata
Berpendar-pendar bak kilau syurga
Semangat melangkah kawan
Ini dunia nyata
Dimana keseriusan berirama memahasucikan
Karna jika cinta berada
Tak luput dari kuasa yang Maha
9. KAU DAN USIA SENJA
Oleh : A M
Baca kumpulan puisi-puisi sufi. Torehan kata-kata penyemangat jiwa. Sebuah usaha mengikhtiari lautan kehidupan dengan berkarya , guna menggali potensi yang terpendam di setiap jiwa. Salam Nusantara bangkit.
10. PUISI DOA MALAM
Oleh : A M
9. KAU DAN USIA SENJA
Oleh : A M
Ceritra tertutur dalam bait sederhana
Terkisah, kehidupan yang singkat
Melintasi garis pagi, siang hingga sore
Pagi penuh harapan
Siang ku dengan karya, penuh peluh keringat membasahi raga
Menjelang sore
Saat pembelajaran luar biasa
Menyadarkan dalam karya ku
Bahwa belajar pun tak mengenal senja
Hai raga yang mulai menua
Berdiri kau tegak setengah gontai
Kapan kau lelah bercerita
Tentang karya, juga tentang asa
Baca kumpulan puisi-puisi sufi. Torehan kata-kata penyemangat jiwa. Sebuah usaha mengikhtiari lautan kehidupan dengan berkarya , guna menggali potensi yang terpendam di setiap jiwa. Salam Nusantara bangkit.
10. PUISI DOA MALAM
Oleh : A M
Malam, kau datang
Setiap kesedihan, saat engkau datang, malam
Orang mati terbujur kaku
Tak berbisik, tapi dia tahu
Hendak menggagas kian usang
Semakin banyak gagasan urang
Hati riuh terus berdegum
Menggagas esok kian buntu
Ya tuhan, memohon ampun-Mu dari pilu ku
Sepedih siksa, sekecil lupa, seindah bahagia
Tak ada yang terlewat dari garis-Mu
Engkau satu, berkuasa,
Wewenangmu membolak-balikkan sanubari, nurani, roh dan rasa
Comments
Post a Comment