Puisi (Di balik hari ini)

Yasudahlah, semua terserah padamu 
Katamu terbata sembari menutup pembicaraan
Kali ini aq benar-benar sudah tidak bisa bertahan
Semua yang kuperjuangkan harus berhenti karena keadaan yang belum bisa kukendalikan
Semalaman aku tak bisa tidur memikirkan nasib jualanku sebagai satu-satunya pencaharian yang sudah tak bisa kuperbaiki
Aku sudah memutuskan hubungan kontrak ini
Pagi hari , saat kubuka mata
Terasa sedikit hilang penatku saat secangkir kopi panas mengajakku bercanda, kutiup-tiup dan ku sentuh-sentuh sedikit demi sedikit
Mentaripun semakin tinggi berjalan
Suaramu menanyakan barang jualanku 
Sigap kukatakan, aku sudah berhenti
"Ada apa kau ini?" Tanyamu lagi bernego 
Membuatku sedikit luluh, aku memang tidak memberi alasan saat keputusan itu bukan pilihan
Aku hanya  ingin menikmati keadaan sengsara ini
Aku ingin akrab dengannya " sengsara"
Hingga saat tulisan ini mengalir, semua sudah terasa lebih baik
karena komunikasi , Kita temukan jalan yang lebih baik
Guna mengawal keputusanku

Puisi

Sebuah ungkapan penulis dengan problema sederhana, sebuah pelajaran berharga dimana saat semua didasari ingin dimengerti, ingin dipahami, atau bahkan gengsi adalah tutup dari solusi. Manusia memang harus slalu "belajar" ini nyata, bukan suatu konsep dan kata-kata mutiara belaka. Maka diperlukan pembimbing atau Guru. Guru adalah orang sholeh (Di gugu dan di tiru), sama halnya dengan kyai (iki ae) /ini saja, sebagai guru (Sholeh). 
Akhirnya, solusi itu sendiri benar-benar terasa wujud belas kasih Tuhan bagi hambanya yang mau berusaha,  

Comments

Popular Posts