Apa Itu Spiritual

      Kekuatan seseorang sangat tergantung pada spiritual yang di miliki. (Spiritual adalah batin yang selalu menetap pada kecintaan kepada tuhan, dengan selalu men Dzikirnya,Melaksanakan perintah Nya dan Utusan Nya yang juga biasa di sebut Taqwa) di tetap kan di dalam hati yang membuat perilakunya selamat lahir batin . Dan apakah kita termasuk orang-orang yang mempunyai spiritual.
     Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah Supra natural atau orang yang memiliki kelebihan melihan dimensi lain. Dengan demikian munculah istilah istilah Indigo,Para normal,Dukun, Dan lain-lain yang sebenar nya mereka tidak ada kaitanya dengan Jiwa Spiritual yang kita miliki. Istilah-istilah tersebut ya sangat normal dan bukan sesuatu yang wah yang bisa menjamin seseorang lebih taqwa kepada Tuhan dan sebaliknya, Kita tak perlu apalagi keinginan untuk menjadi seperti mereka. Karena tidak ada bedanya seperti penulis yang bisa mengoperasikan bloger dan pembaca yang tidak bisa membuat blog .
      Penulis sendiri juga bukan dari golongan orang yang mempunyai kelebihan melihat dimensi lain,tapi dalam kesempatan ini kita akan coba mengulas terkait Spiritual.
Apa kaitan spiritual dalam kehidupan sehari-hari?
      Spesifikasi dari sebuah pengertian dan inti dari sebuah perbuatan. Apa itu ibadah, Apa itu perbuatan, apa itu perbuatan ibadah yang otomatis dalam perbuatan sehari-hari kita berkewajiban untuk berjalan dengan koridor-koridor tuhan baik Para indigo,Para normal,para orang biasa yang tidak mengerti apa itu dunia lain,para pekerja, para ayah, semua manusia tanpa terkecuali.Yang dalam hal ini kita kita di tuntut untuk mengerti apa kewajiban kita kepada Sang Pencipta.
Sumber gambar : sufimuda.net
      Berkaca dari diri sendiri, apa yang kita rasakan setiap saat , itulah cerminan diri kita. Dan sebenarnya yang mengetahui keburukan diri adalah juga diri sendiri. Pandangan orang lain hanya sebatas penilaian. Bahkan untuk memunajat kepada Tuhan kita tidak perlu meminta penilaian orang lain karena yang mudah itu ya menilai orang lain, mengkritiki, dan memandang buruk.
     Jadi apa yang sulit?
Yang sulit adalah membenahi diri sendiri, kekurangan diri, dan kita sangat paham di mana letak kekurangan diri kita.
    Sahabat budiman, Reflek menerima sesuatu juga bisa di gunakan untuk intropeksi diri, saya ambil contoh sederhana dalam organisasi, Ketika kita nyaman dengan yang kita lakukan dan beranggapan kita sudah cukup dengan demikian, di satu saat  ada masukan dari orang lain ,hal yang pertama kita lakukan adalah menutup, tidak menerima dengan banyak alasan.
    Untuk itu keikhlasan dalam berbuat harus di kaji kembali, memurnikan niat dan tujuan agar saat ada teguran hati menjadi lapang. Pemurnian niat ini pada dasarnya juga untuk mencerdaskan spiritual kita .
Di situlah, Ikhlas yang bermakna sangat global tidak hanya bermakna ikhlas saat kehilangan sesuatu .

    Bersambung di seasion berikutnya!

Comments

  1. Lebih di tingkatkan lagi kreatifitas menulisnya, good luck!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts